Print this page
Tuesday, 11 September 2012 00:39

TIPS DAN TRIK MENGATASI RASA TAKUT PASIEN ANAK

Rate this item
(2 votes)

Dua bulan yang lalu, di suatu hari yang biasa, memulai jam praktek seperti biasa, di ruangan yang sama dan terasa sangat familiar. Seorang anak laki-laki berumur 9 tahun datang, seorang pasien baru, sebut saja namanya Ron.Saat perkenalan awal, si anak memberikan respons yang baik. Orang tuanya berkata dia sudah sering pergi ke dokter gigi lain di dekat rumah.“Hm, tampaknya kunjungan pertamanya ini akan berjalan baik”, batin saya dalam hati.

Ron naik ke dental unit tanpa paksaan dan sangat menurut. Saat tiba saatnya membuka mulut, dan saya baru akan memasukkan kaca mulut untuk pertama kalinya, wajah Ron terlihat panik. Saat kaca mulut menyentuh bibirnya, Ron menahan napasnya dan tiba-tiba muntah begitu saja. Rasa takut dan cemas adalah penyebabnya.

Rasa takut dan cemas terhadap perawatan gigi memang sering dialami oleh anak-anak. Bahkan pada anak seperti Ron yang sudah pernah menjalani perawatan gigi sebelumnya. Mual dan muntah merupakan salah satu manifestasi fisik dari rasa takut tersebut. Dan tentunya ini sangatlah menghambat proses perawatan gigi pada pasien tersebut.

Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?

Dari beberapa pengalaman yang pernah saya dapatkan, langkah pertama yang sangat perlu dilakukan adalah memahami rasa takut yang anak tersebut sedang alami.Tanyakan dengan nada halus tentang apa yang ia takutkan, agar dia tahu bahwa Anda mengerti dan memahami bahwa muntah karena rasa takut bukanlah sesuatu hal yang memalukan. Jangan pernah menyepelekan rasa takut tersebut, sekecil ataupun sekonyol apapun penyebabnya. Berikan kata-kata yang lembut untuk menenangkan hatinya dan rebut kepercayaannya agar ia merasa nyaman dengan Anda. Ingat, Anda masih merupakan seorang yang sangat asing baginya.

 

Setelah Anda mengetahui penyebab rasa takut pada anak tersebut, langkah kedua adalah menghilangkan rasa takut tersebut. Hal ini memerlukan kehati-hatian dan kesabaran. Walau begitu, jangan memperlihatkan sedikit pun rasa keraguan dan yakinlah bahwa Anda yang memegang kendali. Cara yang sangat umum dan cukup jitu untuk menghilangkan rasa takut terhadap sesuatu dalam perawatan adalah dengan menggunakan teknik “tell, show, do”, sebuah teknik pendekatan yang dulu selalu diajarkan di kampus. Sebagai contoh, bila anak takut terhadap alat-alat yang akan kita gunakan, maka perkenalkan alat-alat tersebut dari yang terlihat paling tidak menakutkan, contohnya kaca mulut. Pada anak-anakyang lebih kecil, saya biasa mengatakan bahwa kaca mulut yang saya gunakan sama seperti cermin yang biasa ia pakai di rumah, hanya saja kaca mulut milik saya adalah anak kaca dan cermin di rumahnya adalah mamanya. Biarkan ia menyentuh dan memegang kaca mulut tersebut agar ia tahu bahwa terkena kaca mulut tersebut adalah sesuatu yang aman dan tidak menakutkan. Jangan pernah menganggap sepele pengenalan dasar seperti ini, karena ini justru kunci dasar dari pengenalan-pengenalan alat dan prosedur yang lebih sulit. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti anak tersebut, sesuaikan istilah-istilah yang Anda gunakan dengan usia anak tersebut. Tidak ada salahnya bila ia merasa Anda seperti temannya, walaupun di sisi lain ia harus mengerti juga bahwa Anda yang memegang kendali.

Sebelum melakukan prosedur dalam mulut, instruksikan anak untuk bernapas lewat hidung, bukan lewat mulut. Bila perlu lakukan latihan terlebih dahulu dengan cara bernapas pada saat mulut tertutup dan terbuka. Hal ini penting untuk mengurangi kemungkinan rasa mual pada saat alat atau bahan kedokteran gigi masuk ke area rongga mulut. Kemudian selalu tumbuhkan kepercayaandiri pada anak bahwa dirinya pasti bisa dan mampu melalui prosedur perawatan yang akan dilakukan.

Kemudian proses perkenalan pada alat-alat lain yang lebih kompleks dapat dilakukan. Misalnya, sikat putar dapat dianalogikan seperti sikat gigi di rumah yang biasa ia gunakan, hanya bedanya sikat yang Anda gunakan lebih kecil dan dapat berputar sendiri. Sapukan sikat putar tersebut pada jari tangan Anda dengan kecepatan rendah, kemudian tawarkan pada anak untuk mencoba di jari tangannya. Setelah ia tidak takut, Anda baru dapat mencoba untuk menyikat gigi anak tersebut. Kemudian biasakan untuk memberikan distraksi halus untuk mengalihkan rasa takut anak pada saat prosedur perawatan sedang berjalan. Misalnya dengan Anda berhitung perlahan sampai sepuluh dan pasien anak baru boleh menutup mulut setelah hitungan selesai dan Anda telah mengeluarkan alat yang digunakan dari dalam mulut. Atau bisa juga Anda mendongeng pada anak-anak yang lebih kecil. Distraksi ini sangat penting untuk mengurangi fokus anak pada rasa takutnya. Setelah pengenalan dengan sikat putar berjalan lancar, maka Anda dapat melanjutkan pada penggunaan bur low speed dan high speed.

Jadikan pengenalan tiap alat dan prosedur perawatan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Berkreasilah dengan imajinasi Anda untuk memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai dengan usia pasien dan dengan cara yang menyenangkan (misalnya mendongeng ) tentang semua prosedur yang akan dilakukan, serta hindari istilah yang menakutkan. Contohnya untuk penjelasan sebelum prosedur anestesi, jangan menggunakan istilah ‘suntik’, tapi dapat diberikan penjelasan seperti “giginya dibobo’in ya, nak..”. Yang perlu diingat adalah jangan pernah membohongi pasien anak, karena itu akan menghilangkan kepercayaan anak tersebut.

Pada anak yang takut dan cemas, jangan pernah memaksakan untuk melakukan perawatan dengan waktu yang panjang dan lama pada kunjungan pertama. Mulailah perawatan dari yang paling mudah dan tidak menimbulkan rasa sakit pada kunjungan pertama, kemudian meningkat bertahap pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Lakukan perawatan sesuai kemampuan pasien anak pada setiap kunjungan.

Pada kunjungan pertama, hindarianak menjadi bosan ataupun lelah. Bahkan bila anak baru bisa sampai penyikatan gigi dengan sikat putar, tidak apa-apa, itupun sudah merupakan langkah besar bagi anak tersebut karena ia sudah mampu melawan rasa takutnya. Berikan pujian, senyum,ataupun tepuk tangan tiap kali ia berhasil melalui satu prosedur dengan baik. Biarkan anak merasa bangga akan dirinya sendiri. Hal ini akan membangun rasa percaya dirinya dan akan mendorong rasa takutnya untuk semakin hilang. Anda juga dapat memberikan reward di akhir kunjungan berupa hadiah kecil seperti stiker atau mainan lainnya atas keberhasilannya melawan rasa takut.

Dalam menghadapi pasien anak yang mudah muntah karena rasa takut, bersabarlah dan berikan kepercayaan Anda pada pasien anak Anda bahwa ia dapat menjalani perawatan gigi dengan baik pada kunjugan-kunjungan selanjutnya. Sampai saat ini, Ron sudah menjalani beberapa prosedur penambalan, empat kali prosedur pit & fissure sealant, dua kali pencabutan gigi sulung, dan pencabutan sebuah mesiodens di palatumnya. Dan semuanya dijalani Ron dengan rasa senang dan tanpa sedikit pun rasa takut. Hebat Ron, saya bangga padamu!!

 

Read 7108 times Last modified on Monday, 15 January 2018 08:43