Pain

Latin : poena, dolor = Nyeri.

Definisi

Sensasi tidak enak, akibat terangsangnya ujung-ujung saraf sensoris. Bisa berperan sebagai mekanisme perlindungan.

acute pain / nyeri akut : nyeri yang sumbernya jelas, hilang setelah daerah yang terkena sembuh. Sebagai mekanisme protektif atau sinyal peringatan.

burning pain : nyeri disertai konotasi rasa hangat.

chronic pain / nyeri kronik : nyeri yang etiologinya tak jelas, durasi lebih dari enam bulan, tidak terkait pada suatu cidera spesifik dan tidak ada tujuan biologiknya.

deep pain : nyeri yang timbul dari visera yang dalam atau struktur somatik yang gejalanya difus dan sering diasosiasikan dengan gejala yang merujuk ke daerah lain.

non-odontogenic pain : nyeri yang terasa pada gigi tetapidisebabkan oleh suatu proses di tempat lain, bukan pada gigi.

odontogenic pain : nyeri yang berasal dari gigi; biasanya timbul dari dua macam jaringan yakni jaringan pulpa dan jaringan periodontium.

pricking pain : nyeri intermiten yang tajam yang berlang­sung tidak lama.

periodontal pain / nyeri pe­riodontium : merupakan nyeri dalam somatik. Penyebab nyeri periodontium bervariasi antara lain inflamasi periodon­tium akibat sebab lokal seperti trauma, beban oklusal yang terlalu berat, atau ada gigi yang impaksi, atau akibat dari tindakan profilaksis, perawatan endodonsia, orto­donsia, preparasi mahkota, kontur gigi yang tidak tepat, atau trauma pembedahan. Juga bisa disebabkan karena abses perodontium akut, eksaserbasi pada abses periodontium kronik akibat infeksi, cidera, impaksi makanan, atau resistensi yang menurun. Dapat pula diakibatkan oleh penyebaran inflamasi pulpa baik langsung melalui fora­men apikalis atau melalui kanal tambahan. Sebab lain yang mungkin adalah penye­baran dari infeksi gigi tetangga (perkon­tinuitatum), atau infeksi tulang. Tanda nyeri periodontium yang biasa dijumpai adalah:

  1. kualitasnya tumpul atau berdenyut;
  2. ada penyebab yang jelas (poket, abses);
  3. respons terhadap telkanan mekanik adalah proporsional terhadap jumlah tekanan yang diaplikasikan;
  4. gigi terasa elongasi, dan
  5. anestesi lokal pada daerah periodontium yang terkena akan meredakan nyeri.

phan­tom tooth pain suatu rasa nyeri yang tetap ada pada gigi atau pada daerah tertentu pada gigi setelah jaringan pulpanya diekstirpasi. Jenis nyeri ini diketahui terjadi pada 3% pasien (di Amerika Serikat) yang sedang dirawat endodonsia. Diduga bahwa pengambilan atau ekstirpasi pulpanya mengakibatkan kerusakan serabut saraf di apeks gigi dan dapat disebut sebagai neural­gia traumatik. Mekanisme lain yang mungkin adalah pembentukan suatu neu­roma traumatik kecil di periodontiurn daerah apeks. Juga diduga bahwa jenis nyeri ini mungkin akibat deaferensiasi.

primary pain : nyeri yang lokasi dan sumber nyerinya berada di daerah yang sama, misalnya jika jari seseorang terkerat pisau maka tempat dan sumber nyerinya berada di lokasi yang sama.

pulpal pain / nyeripulpa : suatu nyeri dalam, nyeri visera, yang dapat timbul baik pada pulpa vital maupun non-vital. Nyeri timbul karena naiknya tekanan intra-pulpa akibat inflamasi serta, keadaan rongga pulpa yang terkurung oleh dinding yang kaku, tidak fleksibel (low compliance), dan timbulnya mediator nyeri akibat proses inflamasi misalnya metabolit asam arakhidonat seperti prostaglandin. Karakteristik nyeri pulpa biasanya adalah:

  1. kualitasnya tumpul, berdenyut, kadang-kadang tajam. Pada gigi vital bergantung pada keadaannya, pulpitis ireversibel atau reversibel. Nyeri pada pulpitis reversibel biasanya sebentar dan timbul karena dirangsang dan hilang segera setelah rangsangan ditiada­kan. Nyeri pada pulpitis ireversibel berupa nyeri spontan (tanpa dirangsang), berlang­sung lama, bisa intermiten moderat atau parah, tajam atau tumpul, terlokalisir atau menyebar, atau dapat terpengaruh oleh waktu atau posisi badan. Nyeri pada gigi non-vital biasanya bersifat spontan dan terjadi eksaser­basi pada perkusi jika apeksnya terinflamasi, tidak bereaksi terhadap dingin atau panas.
  2. respons terhadap stimulasi lokal berada pada ambang rangsang alamiah; 

  3. mengingat sifatnya yang inflammatori, sifat nyerinya jarang sama tetapi cenderung membaik atau memarah; dan

  4. anestesi lokal pada gigi yang terkena dapat meng­hilangkan nyeri. Ada beberapa penyebab nyeri pulpa yang sukar diidentifikasi misal­nya gigi retak (cracked tooth) dan karies sekunder yang tidak terlihat secara klinik dan radiografik, serta penyebaran inteksi dan poket dalam ke jaringan pulpa melalui daerah periapeks.

referred pain / nyeri alih : adalah nyeri yang tempat terasanya dan sumbernya tidak berada di lokasi yang sama.

stinging pain : nyeri dengan intensitas tinggi yang kurang lebih berlangsung cepat.

superficial pain : nyeri yang ber­kaitan dengan lesi superfisial dan tempat serta intensitasnya dapat ditentukan dengan jelas oleh pasien.

throbbing atau pulsa­tile pain  :nyeri berdenyut, suatu nyeri inter­miten yang berbarengan dengan denyut sistole jantung.

tickle pain : suatu sensasi yang diinduksi oleh gerakan superfisial ringan.

visceral pain /nyeri visera : suatu nyeri yang dalam, tumpul, timbul dengan ambang rangsang yang biasa (alamiah), dan sering sukar ditentulkan tempatnya.

pain receptor : reseptor nyeri. Reseptor sensoris untuk nyeri (nosiseptor), terutama serabut A delta dan C, adalah ujung saraf bebas. Hampir seluruh daerah tubuh dipersarafi oleh reseptor nyeri misalnya pada kulit, tunika adventitia pembuluh darah, batas pulpa-dentin, dan dalam struktur somatik serta visera.  Exteroceptor  Reseptor ini distimulasi oleh lingkungan eksternal yang langsung bersinggungan. Kebanyakan impulsnya dirasakan dalam level sadar. Contohnya:

  1. ujung saraf bebas, untuk nyeri superlisial dan tactile;
  2. korpuskul Krause, reseptor dingin;
  3. Korpuskul Meissner reseptor kulit tactile;
  4. Korpuskul Merkel: reseptor tactile dalam mukosa oral dan submukosa lidah; dan
  5. Korpuskul ROW : reseptor tekanan dan hangat.

Interoceptor Reseptor ini ber-okasi di dalam rongga-rongga (kavitas) tubuh yang berfungsi diluar kemauan dalam level sadar. Contoh:

  1. ujung saraf bebas, persepsi pada nyeri visera dan sensasi lain;
  2. Korpuskul : Pacinian, persepsi tekanan.

Proprioceptor : Reseptor ini terutama terlibat dalam fungsi yang otomatis dan dalam merasakan gerakan, tekanan, dan posisi. Contohnya :

  1. ujung saraf bebas, persepsi nyeri somatik yang dalam dan sensasi lain;
  2. organ tendon Golgi, reseptor mekanis dalam tendon otot yang merelai data mengenai panjang dan tegangan (tension)otot;
  3. spindel otot, reseptor mekanis antara serabut-serabut otot yang responsif terhadap peregangan pasif dari otot;
  4. korpuskul Pacinian, persepsi tekanan
  5. reseptor periodontiun, persepsi pergerakan gigi.

uncapsulated pain : bentuk paling banyak dari nosiseptor, terutama dalam jaringan kulit, mukosa oral dan jaringan periodontium. Tetapi walaupun ujung saraf bebas ini diasosiasikan dengan sensasi nyeri, respons serupa dapa juga dikeluarkan dari ujung sarat khusus lain.

More in this category: « Pachyglossia

Hubungi GigiGeligi

0878.7118.9191

Customer.Care@GigiGeligi.Com
Bumi Serpong Damai, Tangerang
 
 
Our Partner
Dentsoftware, India
+91 77 367 67 367
--- next ---