Print this page
Tuesday, 11 September 2012 00:53

Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan Gigi Masih Kurang

Rate this item
(0 votes)

Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan Gigi Masih Kurang

 

LAMONGAN, SELASA — Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dinilai masih kurang. Pada Seminar dan Table Clinic Kegawatdaruratan pada Bidang Kedokteran Gigi di Auditorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Selasa (6/1), Peter Agus, dari Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya, menyampaikan kegawatdaruratan medik di bidang kedokteran gigi bisa terjadi pada praktik sehari-hari, di antaranya gangguan pembekuan darah dan penderita tidak sadar.

Kegawatdaruratan medik bidang kedokteran gigi dapat berupa penderita tidak sadar (unconsiousness), kelainan kardovaskuler, alergi obat-obatan, gangguan pembekuan darah, dan komplikasi tindakan anestesi. Anestesi lokal yang digunakan di bidang kedokteran gigi merupakan penyebab terbesar komplikasi obat-obatan yang paling sering digunakan pada praktik kedokteran gigi, kata Peter.

Menurut dia, efek samping tindakan anestesi lokal dapat terjadi karena aplikasi anestesi lokal yang tidak benar jenis dan dosis yang berlebihan. Komplikasi lokal akibat anestesi lokal dapat dikurangi dengan mengikuti prosedur atau prinsip dasar anestesi lokal, katanya. Bupati Lamongan Masfuk, saat membuka seminar, menuturkan, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi saat ini masih kurang. Menurut dia, peran dokter gigi akan sangat besar jika mau mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan gigi. Kalau tempat praktik dokter gigi sepi, itu salah dokternya sendiri karena tidak peduli dengan lingkungan sekitar. "Kalau dokter gigi mau mensosialisasikan bahwa seharusnya gigi itu diperiksakan rutin enam bulan sekali, dampaknya akan sangat besar," kata Masfuk. Masfuk berharap agar para dokter mau membuka wawasan, tidak hanya berkutat seputar hal medis saja. Dokter juga harus tahu manajemen kesehatan dan turut berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di sekitarnya. Dokter yang bertugas di puskesmas sebaiknya bisa merangkul tokoh masyarakat untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat, katanya.

Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Lamongan drg Edward Syah Amin, dari 250 peserta seminar itu, 40 orang di antaranya adalah dokter gigi di Lamongan. Selebihnya berasal dari berbagai daerah di Jatim, termasuk Kabupaten Lumajang, Malang, dan Kediri. Sebagai pembicara, Anas Makhfud memaparkan penanggulangan penderita gawat darurat pada pasien gigi. Sementara itu, Karlina Samadi dan Cecilia G J Lunardhi memaparkan perawatan trauma gigi untuk perbaikan estetik. 

Dikutip dari Kompas.Com

Read 4230 times Last modified on Sunday, 14 January 2018 10:53

Latest from Stefanus Fani .drg