Print this page
Tuesday, 11 September 2012 01:27

Dental Volume Tomography

Rate this item
(1 Vote)

Salam sejawat,

Pemakaian CT-scan sudah dilakukan secara luas di dunia medis. Tapi apa gambaran CT yang 3 dimensi tersebut juga berguna untuk kedokteran gigi? Tentu saja, salah satu pengembangannnya adalah Dental Volume Tomography.

Dental Volume Tomography (DVT) merupakan gambaran radiologis tiga dimensi yang mulai banyak digunakan di dunia kedokteran gigi. Dahulu dikenal sebagai digital volume tomography, tapi karena pemakaiannya banyak di bidang kedokteran gigi, akhirnya mulai dikenal sebagai dental volume tomography, dengan singkatan yang sama DVT. Mirip dengan CT-scan atau Magnetic resonance tomography, DVT memungkinkan adanya potongan dari tiap gambar yang diambil. Alat DVT merupakan tabung rontgen yang bisa berputar 180-360 derajat dengan panel detektor atau disebut juga penguat gambar.

Tabung rontgen dapat mengeluarkan radiasi yang intensitasnya dapat diatur melalui komputer. Saat radiasi diterima oleh detektor, komputer mengubah radiasi menjadi gambaran digital. Mirip dengan CT,DVT juga memiliki alat yang berputar pada pasien yang diam / difiksasi. Gambar diambil tiap lapisan sehingga dapat memungkinkan pencitraan per lapisan dan direkonstruksi menjadi tiga dimensi. Sebenarnya, alat ini merupakan adapatasi dari CT-scan dengan dosis radiasi yang jauh di bawah spiral CT. DVT tidak dapat digunakan selain daerah kepala, sehingga pemakaiannya terbatas di bidang THT, maksilofasial surgery dan kedokteran gigi. Pemakaian di bidang neurosurgery tidak banyak diteliti.

Di kedokteran gigi, DVT sering digunakan untuk perencanaan sebelum operasi dan pemasangan implant. DVT dapat juga digunakan pada kasus trauma, bedah mulut, endodontik, diagnosa CMD (craniomandibular disfunction) dan juga periodontology. Pada bidang THT dan bedah maksilofasial, dapat digunakan untuk diagnosa kelainan di daerah sinus maxilla. Dokter gigi juga dapat menggunakan untuk mendiagnosa kemungkinan adanya sinusitis akibat dari gigi. Contoh lain untuk mendiagnosa posisi gigi impaksi sebelum operasi, penentuan letak kanalis mandibula sebelum operasi gigi bungsu, atau penentuan adanya oro-antral fistula post extraksi gigi posterior atas.

Read 3722 times Last modified on Sunday, 14 January 2018 10:17

Latest from Henri Mudjono