News
"Memperbaiki Senyum" dengan Digital Smile Design (DSD)
Written by Sugeng R drgPernahkah rekan sejawat menerima pasien yang meminta untuk diperbaiki seluruh giginya entah karena terlalu banyak gigi anterior yang ditambal sebelumnya, atau karena beberapa gigi memiliki bentuk yang kurang baik? Pada saat itu sebagian dari para dokter gigi mungkin merasa bingung ingin melakukan apa, atau kalaupun sudah bisa menentukan rencana perawatan, anda akan cenderung "senyum-senyum sendiri" membayangkan hasil akhirnya. Tapi bagaimana dengan pasien? apakah mereka mengerti apa yang anda pikirkan, apa rencana anda dan bagaimana kira-kira hasilnya nanti?
Digital Smile Design atau DSD merupakan suatu teknik yang dikembangkan oleh dr Christian Coachman yang berorientasi kepada komunikasi yang interaktif melibatkan emosional pasien dengan memvisualisasikan rencana perawatan. Teknik ini sejatinya bukanlah teknik rencana perawatan medis seperti Dental Implant atau Perawatan saluran akar atau tindakan medis lainnya. Melainkan sebuah cara untuk menyuguhkan suatu proyeksi hasil perawatan dengan tetap berdasarkan pada kaidah-kaidah Kedokteran Gigi. Seperti ukuran gigi, bentuk gigi, overjet, warna gigi dan lainnya. Dengan kata lain si pasien diajak untuk "Melihat" apa yang ada dalam benak dokter gigi mengenai rencana perawatannya.
dr Christian Coachman sendiri meyakini dengan teknik DSD ini akan meningkatkan akuisisi pasien dalam perawatan gigi, karena si pasien diajak untuk melihat dan berbagi pendapat mengenai rencana perawatannya secara emosional. Untuk lebih dapat mengerti mengenai DSD, berikut adalah video singkat proses DSD
Courtesy of YouTube
(download file di bawah)
Undang Undang Praktik Kedokteran no.29 thn 2004 mengamanatkan agar setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi, dan dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran atau kedokteran gigi.
Jambore Bakti Sosial FKG UI 2016 "Bergerak Bersama Senyumkan Bangsa"
Written by Shiril Paskalis .drgTema : “Bersama Majukan Indonesia Dengan Mewujudkan Senyum yang Sehat”
Jambore Bakti Sosial (JAMBAKSOS) adalah program kerja rutin tahunan Departemen Pengabdian Masyarakat BEM FKG UI yang dikhususkan bagi mahasiswa untuk menjalankan ketiga poin tridharma perguruan tinggi negeri. Dalam kegiatan ini, mahasiswa sebagai pelaksana kegiatan belajar mengelola kegiatan- kegiatan maupun program-program yang bertujuan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut serta mengaplikasikan keterampilan yang telah dipelajari pada masa perkuliahan. Acara ini akan diadakan pada tanggal 27-29 Mei 2016 di Desa Ciptasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke-6 dimana karies merupakan penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat dengan prevalensi karies sebesar 79,7%. Desa Ciptasari merupakan desa dengan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang rendah dan belum terjamah oleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang layak. Desa Ciptasari hanya memiliki 1 orang dokter gigi sedangkan jumlah seluruh penderita penyakit gigi sebesar 1837 dan kasus penyakit gigi yang baru mendapat perawatan hanya 26% (GIGI PKM Pangkalan). Oleh karena itu, Desa Ciptasari merupakan desa yang tepat untuk dilaksanakan Jambaksos FKG UI 2016. Kegiatan ini akan diikuti oleh staf pengajar, mahasiswa klinik (masa belajar semester 8-10), mahasiswa preklinik (masa belajar semester 1-7), dan karyawan FKG UI.
JAMBAKSOS 2016 ini terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya:
- Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut, Mencuci Tangan, Kegiatan Membaca Bersama, dan Kegiatan Edukatif untuk siswa-siswi SD
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
- Pengobatan Gigi Anak dan Dewasa
- Sirkumsisi
- Bazaar
- Malam Keakraban (Makrab)
- Outbond
- Sustainable Project berupa Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Tempat Sampah Pilah
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut, mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu kesehatan kepada masyarakat. Tidak hanya itu saja, kegiatan JAMBAKSOS 2016 ini merupakan sarana untuk mempererat kebersamaan dan kekompakan seluruh sivitas akademika FKG UI, menjalin rasa kekeluargaan serta solidaritas antar sivitas akademika terutama di dalam angkatan 2014 sebagai panitia JAMBAKSOS 2016. Bagi yang ingin berpartisipasi membantu acara JAMBAKSOS 2016, dapat menghubungi kontak yang telah tertera dibawah ini.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Jalan Salemba Raya No.4, Jakarta Pusat
Contact Person: Claudia (081283089773)
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
More...
Cara membuat SSE (surat setoran Elektronik) dan Membayar PPh Pasal 25 secara online
Written by Shiril Paskalis .drgBerikut tahapan untuk membayar pajak (PPh pasal 25) secara online dan mudah
1. Buat SSP elektronik
Login ke akun DJP online, dan klik e-billing
Setelah itu, pilih "isi SSE"
isi formnya sebagai berikut :
- Jenis pajak : 411125 (PPh Pasal 25/29 OP)
- Jenis setoran : pilih 100 untuk setoran Masa /bulanan, pilih 200 untuk setoran 1 tahun
- Bila mau buat SPT tahunan, maka isi tahun pajak : tahun 2017
- dengan jumlah setor yang disesuaikan di SPT tahunan
Setelah itu, klik "Simpan" , dan akan muncul halaman seperti berikut ini :
Setelah didapatkan kode billing, Teman sejawat dapat membayarnya di bank-bank terdekat atau melalui internet banking. Pada artikel ini, tim redaksi kami akan mengulas pembayaran melalui internet banking BCA.
Tahapannya adalah sebagai berikut :
- Login ke klikbca
- Pilih menu Pembayaran
- Pilih sub menu Pajak
- lalu klik "Penerimaan Negara"
- ISI DENGAN KODE BILLING yang didapat tadi.
- klik Lanjutkan
- dan lakukan pembayaran.
Setelah pembayaran selesai dilakukan, maka Teman Sejawat akan mendapat angka NTPN (yang nantinya akan diisi di SPT Tahunan) dengan tampilan sebagai berikut :
Demikian cara pembuatan SSE (surat setoran Elektronik). Semoga artikel ini mempermudah Teman Sejawat dalam menjalani kewajiban sebagai warga negara, yaitu taat membayar pajak.
Day 1 of International Dental Exhibition and Meeting (IDEM)
Written by Shiril Paskalis .drgThe 10th edition of the International Dental Exhibition and Meeting (IDEM) opened today. Asia Pacific's cornerstone event in dentistry takes place from 13-15 April 2018 at Suntec Singapore Convention and Exhibition Centre
This year's theme of Striving for Clinical Excellence in Dentistry. The conference began with Dr Angelo Mariotti, who spoke about how implants can play an important role in a patient's life
This was followed by a session by Dr Christopher Ho, who shared concepts of additive dentistry and went into detail on how to select the techniques and materials of choice for various clinical scenarios, as well as how to use provisional restorations to assess aesthetics and occlusion.
The networking sessions at the IDEM Cafe as well as the exhibition floors were equally packed with delegates who were eager to catch-up with their peers, learn about new innovations as well make new connection
Kerja Sosial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2018 (KERSOS FKG UI 2018)
Written by Shiril Paskalis .drgKerja Sosial (KERSOS) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2018 merupakan salah satu program kerja bakti sosial BEM FKG UI yang bergerak di bidang kesehatan gigi dan mulut.
KERSOS FKG UI dilaksanakan setiap 2 tahun sekali dan telah terlaksana lebih dari 20 tahun. Tahun ini, KERSOS FKG UI akan dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tingginya prevalensi karies dan minimnya ketersediaan dokter gigi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (hanya tersedia 122 dokter gigi untuk melayani 5.203.514 penduduk) menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Timur daerah yang sesuai untuk dijadikan tempat dilaksanakannya Kerja Sosial FKG UI 2018.
Kerja Sosial FKG UI akan dilaksanakan di 4 wilayah yaitu Desa Nangalili dan Desa Kempo di Kabupaten Manggarai Barat, serta Desa Ketang dan Desa Nao di Kabupaten Manggarai pada tanggal 21-28 Juli 2018.
Kegiatan yang akan dilakukan pada KERSOS FKG UI 2018 meliputi:
1. Pengobatan Gigi dan Mulut
2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut, serta Penyuluhan Kesehatan Umum
3. Sirkumsisi
4. Seminar Kedokteran Gigi
The use of digital technologies is a growing trend in most industries, and dentistry is no exception. More than 90 percent of dental clinics are now working with digital X-ray systems, and it is only a matter of time before all impressions are taken digitally using scanners, believes Dr Andreas Kurbad, who has lectured and taught courses on computer-assisted design (CAD) and computer-aided manufacturing (CAM) in dentistry for more than 20 years.
“It’s faster, simpler and more accurate. With the use of modern design software and effective milling units, digital impressions can be directly processed, and the final restorations produced in one treatment session, saving time and money for patients,” said Dr Kurbad, who has also authored a German textbook on the subject, CAD/CAM und Vollkeramik – Ästhetische Restaurationen in der Praxis (CAD/CAM and All-Ceramics – Aesthetic Restorations in Practice).
He noted that all currently available intraoral 3D cameras are optical-based. “This means that you can only scan what you can see, so if there is blood on the preparation margin, it will not be visible. This is obviously a disadvantage now, but, in the future, the use of ultrasonic scanners should be able to solve this problem,” he said.
He predicted that the dentistry’s digitisation will also take another leap forward when data from various devices are pooled for the patients’ benefit. “Already, in the SICAT Function system, the digital recording of jaw movements can be connected with data from 3D X-rays to find and restore the optimal jaw relationship, and the data can also be used in a digital CAD/CAM system for the production of restorations. This is especially interesting for the creation of a new occlusal vertical dimension,” he explained.
He concluded: “More and more materials will be optimised for in-office, one-session treatments. Many of them are already strong enough and have very short processing times and perfect aesthetics. Modern cementation techniques will complete the digital system. There are so many benefits that no one will want to return to the old methods.”
Dr. Kurbad will be speaking in depth about the developments of digital technology at the IDEM 2018 Conference in Singapore in April.

JAKARTA, 15 Maret 2017 – Sebagai negara terpadat ke-4 di dunia, peluang perkembangan industri kedokteran gigi di Indonesia sangat besar. Indonesia sendiri memiliki 31.664 dokter gigi, namun disamping ketersediaan tenaga mutu pelayanan kedokteran gigi Indonesia juga ditentukan oleh kualitas fasilitas kesehatan. Pertumbuhan tahunan industry Kedokteran Gigi diperkirakan yaitu sebesar 20% setiap tahunnya dari pasar kesehatan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini membuat Indonesia muncul sebagai “pasar” untuk peluang perkembangan industri kedokteran gigi.
Additive dentistry can be used to solve patients’ complex dental problems while preserving their existing tooth structure, and more dentists should use it, says Dr Christopher Ho, a lecturer at the University of Sydney, Australia, visiting lecturer at King’s College London in Britain and faculty member of the Global Institute for Dental Education and Academy of Dental Excellence.
“In the past, we had to grind teeth down to provide room for crowns made of porcelain fused to metal. Now, we can just bond very thin layers of materials such as ceramic or nano-hybrid composite resin to the remaining tooth structure instead. This is healthier and a superior treatment option because when you remove tooth structure, you are removing the integrity of the tooth and weakening the tooth, and you might also cause inadvertent damage to the pulp in the tooth,” he explained.
Furthermore, such additive techniques help to preserve teeth’s remaining enamel. “When you bond materials to enamel, you get a very predictable bond over the long term, which is good for patients,” Dr Ho said. Recent advances in additive materials, such as the nano-hybrids and new versions of lithium disilicates, also have increased strength, excellent longevity and better aesthetics with lustre and fluorescence similar to natural teeth.
Dr Ho said that additive dentistry is especially recommended for people whose teeth has been worn down due to the grinding of teeth or acid erosion caused by poor diet or diseases such as anorexia and bulimia. Dentists should also be familiar with both direct and indirect additive restoration techniques, and use them either singly or in combination depending on the patients’ needs.
He concluded: “All dentists should have these additive concepts in their back pocket and know when and how to use them.”
Dr. Ho will be speaking on the ‘Additive Approach to Complex Rehabilitation: Digital Workflow Meets the Art and Science of Dentistry’ at the IDEM 2018 Conference in Singapore in April.